; :

Jumat, 30 Maret 2012

Sigap terhadap bahaya Tetanus

Jumat, 30 Maret 2012

 

Info PenyakitJahe Merah Karomah | Herbacenter SubangSigap terhadap bahaya Tetanus



Tetanus atau dikenal sebagai seven day disease merupakan penyakit yabg disebabkan oleh clostridium tetani. Bakteri gram positif ini menghasilkan neurotoksin berupa tetanospasmin yang menimbulkan gejala spasme pada penderitanya. Jalan masuk tetanus pada umumnya melalui luka pada kulit akibat terpotong, tertusuk, maupun luka bakar.


Derajat penyakit
Derajat I  (tetanus ringan)
  • Trismus ringan sampai sedang
  • Kekakuan umum: kaku kuduk, opistotonus, perut papan
  • Tidak dijumpai disfagia atau ringan
  • Tidak dijumpai kejang
  • Tidak dijumpai gangguan respirasi
Derajat II (tetanus sedang)
  • Trismus sedang
  • Kekakuan jelas
  • Dijumpai kejang rangsang, tidak ada kejang spontan
  • Takipneu
  • Disfagia ringan
Derajat III (tetanus berat)
  • Trismus berat
  • Otot spastis, kejang spontan<
  • Takipne, takikardia
  • Serangan apne (apneic spell)
  • Disfagia berat
  • Aktivitas sistem autonom meningkat
Derajat IV (stadium terminal), derajat III ditambah dengan
  • Gangguan autonom berat
  • Hipertensi berat dan takikardi, atau
  • Hipotensi dan bradikardi
  • Hipertensi berat atau hipotensi berat

Dalam mengangani kasus tersebut hal pertama yang harus dilakukan adalah mencegah pengeluaran toksin lebih lanjut. Lakukan pembersihan luka secara steril dapat dengan air mengalir maupun alcohol kemudian lanjurkan dengan debridement. Setelah itu berikan antibiotik. Penisilin 1,2 juta IU/hari secara intramuscular (suntikan sampai ke otot) selama 10 hari dapat dijadikan pilihan utama. Pada kasus anak penisilin diberikan dalam dosis besar 50 ribu UI/kgBB/kali tiap 12 jam secara intramuskular selama 7-10 hari. Apabila pasien resisten (kebal) terhadap penisilin, dapat diganti dengan tetrasiklin dosis 30-40 mg/kgBB/24 jam dengan dosis maksimal sebanyak 2 gram. Patut diperhatikan pemberian antibiotic harus disesuaikan dengan pola resistensi kuman setempat.

Setelah pengeluaran toksin dicegah, segera lakukan netralisir toksin yang terdapat di dalam tubuh. Netralisasi dilakukan dengan pemberian human tetanus immunoglobulin (HTIg) 150 UI/kgBB dosis tunggal secara intramuscular (IM). Apabila HTIg tidak tersedia berikan antitetanus serum (ATS) secara IM. Dalam pemberian ATS waspada ancaman resiko reaksi anafilaksis terhadap ATS dengan tes alergi (skin test) terlebih dahulu. Lakukan skin test dengan cara suntikkan ATS secara subkutan yang telah diencerkan 10 kali. Bila dalam lima menit tidak tampak reaksi alergi, lakukan penyuntikan ATS secara IM. Bersamaan dengan pemberian ATS berikan imunisasi tetanus toksoid (TT) secara IM pada sisi yang berlawanan.

Apabila toksin telah mencapai sistem saraf pusat, waspadai gejala lanjutan seperti kejang, gangguan respirasi, dan fungsi otonomik. Pemberian obat sedatif dapat digunakan untuk mengontrol kejang dan disfungsi otonomik. Benzodiazepin seperi diazepam dan midazolam dengan dosis 0,1 mg/kgBB secara intravena (IV) maupun IM setiap 1-4 jam dapat dijadikan pilihan. Opioid seperti morfin 0,1 mg/kgBB secara IV maupun IM setiap 2-6 jam dapat dikombinasikan dengan benzodiazepin. Antikonvulsan berupa venobarbital dan fenotiazin dapat diberikan secara sedatif tambahan.

Paket Vitalitas Hanya Rp. 100,000,
dapat jahe instant 1kg + kapsul pasak bumi isi 60kapsul
sudah legal izin BPOM

Seharusnya dengan sedative saja dapat mengatasi gejala. Namun apabila gejala belum hilang, pertimbangkan pemberian pelemas otot. Vekuronium 0,1 mg/kgBB secara IV atau atrakurium 0,5 mg/kkBB secara IV sudah cukup.

Pada kasus disfungsi otonomik, pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat sangat penting. Untuk terapi farmakologisnya, magnesium sulfat dapat digunakan karena memiliki efek relaksasi, sedatif, dan control terhadap gangguan otonomik. Pemberian magnesium sulfat diawali dengan loading dose sebanyak 5 gram selama 20 menit dan diikuti dengan infus Intravena 2 gram/jam. Hati-hati karena dosis berlebih dapat menyebabkan paralisis dan lemas. Untuk itulah dibutuhkan monitor jumlah serum yang diberikan. Terakhir waspadai terjadinya depresi pernapasan. Apabila terjadi lakukan terapi suportif berupa pembebasan jalan napas, penghisapan lendir untuk mencegah aspirasi serta pemberian oksigen.




Terima Kasih Atas Kunjungan Anda, Semoga Anda Merasa Nyaman Disini - By. Marketing Online Jahe Merah Karomah | Muhammad Yusuf

Bagikan Ini Ke :
Di Posting Oleh Muhammad Yusuf - 01.08.00 | it's an information blog Print Ini

Ditulis Oleh : Admin Web Distributor Jahe Merah Karomah ~ Marketing Online Jahe Merah Karomah

Artikel Sigap terhadap bahaya Tetanus ini diposting oleh Admin Web Distributor Jahe Merah Karomah pada hari Jumat, 30 Maret 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui Buku Tamu Kami. Salam Hormat : Muhammad Yusuf | Marketing Online Jahe Merah Karomah.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar anda :

Banyak Di Lihat Pengunjung